Friday, January 23, 2009

I Know My God

Untuk apa manusia mengenal Allah? Supaya manusia percaya kepadaNya, Mazmur 46:11; 100:3; Yeremia 31:34cf; 1 Korintus 8:4. Untuk apa manusia mengenal pribadi Allah? Supaya manusia memahami agungnya nilai penciptaan baginya (gambar Allah), Kejadian 1:26-27; dan nilai keselamatannya, 2 Korintus 3:18. Untuk apa manusia mengenal keadaan dasar pribadi Allah? Supaya manusia mengenal dirinya sendiri seperti Ayub, Ayub 39:37-38; 42:1-6. Untuk apa manusia mengenal sifat-sifat pribadi Allah? Supaya manusia tahu ‘takut akan Allah’, Ulangan 5:29; Ibrani 12:2

Tuesday, December 9, 2008

Penderitaan & Sukacita

12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. 13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
1 Petrus 4:12-13
(TB-LAI)
-------------
12 Beloved [agapetos], think it [xenizo] not [me] strange [xenizo] concerning the [humin] fiery trial [purosis] which [en] is [ginomai] to [pros] try [peirasmos] you [humin], as [hos] though some strange thing [xenos] happened [sumbaino] unto you [humin]:


13 But [alla] rejoice [chairo], inasmuch as [katho] ye are partakers [koinoneo] of Christ's [Christos] sufferings [pathema]; that [hina], when [en] his [autos] glory [doxa] shall be revealed [apokalupsis], ye may be glad [chairo] also [kai] with exceeding joy [agalliao]. KJV-Interlinear
--------------------
Sejak lahir, hidup sudah penuh denga ujian yang silih berganti datang. Tidak peduli sadar atau tidak, dunia adalah hutan tempat kita tinggal. Mungkin anda lahir dengan sendok perak atau sendok kayu. Hidup di dunia ini sama bagi siapa saja. Kita memiliki tanggung jawab yang sama, menghadapi ujian yang dilemparkan oleh dunia. Yang berbeda adalah sumber daya kita untuk menghadapi ujian hidup.

Ujiun yang digambarkan sebagai nyala api ini bukan menunjuk pada masa penganiayaan orang Roma terhadap orang Kristen, yang bahkan belum terjadi saat Petrus menulis ayat ini. Ujian yang menyala-nyala ini adalah segala hal yang menguji kekuatan iman seseorang. Bagi anda mungkin hanya jatuh dari tangga, atau bagi orang lain kanker, atau bahkan anda sedang menjadi korban tindak kekerasan orang lain.

Kita semua punya ujian yang berbeda satu sama lain. Masalah keuangan, pekerjaan, sosial, atau lainnya.

Secara umum terdapat 4 kategori: dari pikiran sendiri, orang lain, dari sistem (birokrasi, pemerintahan), atau kejadian alami. Masing-masing kategori dapat menggagalkan kehidupan rohani. Hantaman ujian ini berlaku pada semua orang dan sepanjang hidup.

Dan, masalah yang terbesar dihadapi justru pada persoalan bagaimana menghadapinya, atau tidak melakukan apapun.

Berdoa itu baik, namun dalam kehidupan rohani menekankan tindakan proaktif, bukan hidup yang pasif.

Sebagai orang percaya, yang hidup di dunia yang jahat ini, kita akan menghadapi bermacam persoalan. Persoalan yang ada akan bertambah karena masih banyak orang yang tidak percaya pada Firman Tuhan.

Jadi jangan terkejut, saat ekonomi runtuh, hal itu juga akan menghantam kita. Tidak perlu merasa bertanggung jawab dengan menanggung akibat itu, karena pada kenyataannya, akan datang tanpa diundang.

Yang mesti kita lakukan adalah tidak terlibat dalam tatacara duniawi yang membawa persoalan, dan akhirnya justru itu menjadi masalah bagi kita. Jangan terlibat pada kejahatan.

Dan pastinya, saat masalah muncul, jangan kita berseru, "Kenapa aku? Apa, sih salahku? Hingga Tuhan menghukum aku atas apa yang pernah kulakukan 30 tahun lalu! Ngga' adil!" Dunia tidak akan pernah menjadi adil. Dunia berusaha menjadikan hidup kita menderita, atau kaya luar biasa, dengan tujuan untuk menjauhkan kita dari Tuhan.
Gangguan datang dari segala arah. Satu-satunya cara untuk berada di depan mereka adalah dengan cara tumbuh di dalam Tuhan.

Allah kita, Tuhan Yesus Kristus, adalah penulis skenario sejarah terbaik. Ia mengaturnya,
bukan setan, orang lain, ataupun keadaan.

Allah punya rencana, tetapi rencana itu tidak berfungsi kalau kita tidak meningkatkan kehidupan rohani kita.

Dalam rencana Tuhan, kita tidak akan gagal, dan dunia tdak dapat mengalahkan kita. Kita tetap akan mengalami masalah, kita akan tetap mengalami penderitaan, namun semuanya itu, saat rohani kita hidup, itulah menderita bagi Kristus.

Gunakan penderitaan untuk tetap fokus kepada-Nya, bukan untuk mengasihani diri sendiri. Gunakan untuk membangun iman,
"supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya."

Thursday, November 20, 2008

Akhirnya

"Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,"

1 Petrus 3:8 TB-LAI

8 To sum up, let all be harmonious, sympathetic, brotherly, kindhearted, and humble in spirit; NASB



kata "akhirnya" adalah awal dari simpulan pengajaran Petrus. Kata ini digunakan untuk menyatakan prinsip pengajaran Petrus.

Kata "akhirnya" menunjukkan pemahaman kepada anda tentang apa yang diajarkan, berlawanan dengan dengan apa yang anda pikir anda pahami. Dan beberapa orang mengacaukan beberapa bagian ayat ini, dengan percaya bahwa ayat ini berbicara mengenai mereka, bukan sebagai pokok pengajaran.

Dan apa itu pokok pengajaran?
Susunan dan mekanisme kehidupan rohani, adalah hal yang diajarkan.

Alkitab memiliki banyak perumpamaan, dan semuanya menggunakan bahasa dan pengalaman yang biasa, untuk mengajar prinsip kerohanian.

Sejak manusia jatuh dalam dosa, maka sejatinya ia telah mati rohani. Dan siapapun yang mati rohani tidak mengerti kenyataan rohani dan membiarkan pengajaran itu berlalu. Oleh karena itu, oleh Roh Kudus, kita dapat menyelidiki Irman Tuhan yang berisi ajaran Kristus.

Kita baru saja melihat keindahan pernikahan dan hubungan antara suami dan istri dalam peran terhormat.

Mari, kita ingat sebentar apa yang sudah diajarkan.

Pertama, laki-laki ditempatkan sebagai yang berkuasa. Tanggung jawabnya adalah mempelajari aturan dan lingkup kekuasaannya. Kemampuan itu diperoleh melalui pengajaran Alkitab tiap hari. Suami wajib menundukkan dirinya pada pengajaran Firman Tuhan.

Kemudian, istri adalah wanita dalam hubungan suami-istri. Oleh karenanya, ia tunduk kepada otoritas suami, menerapkan pengajaran yang diterima dan melaksanakan perannya dalam rumah tangga. Hal ini adalah aspek terapan dari kehidupan rohani.

Bersama-sama, keduanya membentuk pernikahan dari 2 (dua) aspek kehidupan rohani - belajar dan menerapkan.

Bersama-sama, dalam pernikahan suami dan istri menjadi intim dan menghasilkan keluarga. Mereka menikmati sinergi keduanya, dalam berkat yang lebih dahsyat dibanding jika mereka sendiri-sendiri. Sendirian tidak akan ada rumah tangga. Oleh karena itu, pernikahan adalah gambaran kehidupan rohani yang diterapkan dalam hidup kita.
Kita memiliki kewajiban untuk tunduk pada Allah Bapa, sebagaimana Kristus, memandang Bapa, lewat rencanaNya.

Pernikahan adalah gambaran peran kita dalam hidup, sesuai dengan prinsip yang kita pelajari. Dengan taat pada Tuhan dalam prinsip, kita juga seharusnya taat dalam hidup.

Kita hanya hidup dalam aturan yang diberikan Firman Tuhan. Kita hidup saling menghormati, dan setara dalam keselamatan, dalam pengajaran, sebagaimana kesanggupan untuk tumbuh dewasa dalam iman. Pria atau wanita, kaya atu miskin, pintar atau bodoh, tidak ada bedanya di dalam hidup sekarang, maupun kekal.

Di dunia yang jahat ini, terdapat ketidak adilan untuk semua orang. Namun di dunia rohani, semuanya sama, bukan untuk saling menyerang, tetapi saling membangun.