Monday, June 23, 2008

SEKOLAH BERKAT

Hari-hari yang dilalui Yusuf sepintas hanya tampak beberapa lembar halaman Alkitab saja. Tidak seperti buku harian yang sering kita tulis, berlembar-lembar. Namun kita dapat melihat pelajaran-pelajaran yang berharga dari seorang murid yang bernama Yusuf.
Kepahitan hidup yang dialami Yusuf bukan sekedar rasa iri dari saudara-saudaranya. Bahkan sampai tindakan fisik yang harus dia hadapi.
Yusuf memiliki mimpi yang besar, yaitu sebuah visi yang ditaruh Tuhan dalam hatinya. Mimpi yang bagi saudara-saudaranya adalah hal yang mustahil terjadi.
Dijual sebagai budak belian

Untuk mewujudkan sebuah mimpi, biasanya orang dinasihati untuk bangun dari tidur. Itu adalah nasihat yang baik. Namun bagaimana dengan Yusuf? Mungkin ketika dia sadar bahwa dirinya ada di dalam sumur, dia tidak mau bangun dari tidurnya. Atau ketika Yusuf terpaksa berjalan ke Mesir karena Yusuf sudah dijual oleh saudara-saudaranya. Itu pastilah itu bukan sebuah pengalaman nyata yang indah untuk mewujudkan mimpi. Bangun dari tidur? Sedangkan kenyataannya ia adalah seorang budak sekarang. Atau apakah perjalanannya ke Mesir sebagai budak hanya mimpi?
Semua itu adalah hal yang nyata. Jauh dari mimpinya.
Tegas dan berani

Yusuf memang manis sikapnya dan elok parasnya, tapi Yusuf bukan orang yang suka memanfaatkan kelebihan diri untuk mengambil keuntungan. Malahan dengan sikap Yusuf yang puritan dia berhasil dengan mulus masuk ke penjara.
Bagi orang merdeka penjara bukanlah hal yang menyenangkan tentunya. Tekanan antar narapidana, tentunya dapat merubah pribadi seseorang. Bagaimana dengan Yusuf?
Ingat dan tolonglah aku

Yusuf mulai tertekan dan sempat berpesan kepada kepala juru minuman yang pernah diberi tahu arti mimpinya, supaya ia mengingat Yusuf dan keadaannya yang sebenarnya. Tetapi hal itu tidak diingat oleh kepala juru minuman. Kita mungkin akan bertanya-tanya, dimana Tuhan? Kenapa Ia tidak segera melepaskan Yusuf dari penjara? Bukankah Yusuf tidak bersalah? Tetapi kenapa Tuhan izinkan kepala juru minuman lupa? Atau memang Tuhan sudah melupakan Yusuf? Ada apa?

“ Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh juru minuman itu, melainkan dilupakannya.” Kej 40:23