Friday, July 18, 2008

Berkat Penyertaan

Selama beberapa pecan terakhir harga minyak dunia mengalami peningkatan yang cukup serius. Bahkan sangat tak terduga mencapai $ 147 per barrel. Dan harga ini cukup mempengaruhi perekonomian secara global, hingga demonstrasi timbul di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia sendiri juga terjadi perubahan harga bahan bakar minyak.
Jika anda mengingat sejenak, sesaat setelah akhirnya diumumkannya kenaikan harga BBM oleh pemerintah apa reaksi spontan yang anda lontarkan? Dan setelah itu apa yang anda kerjakan? apakah ucapan: “Nahh, bener juga dehhh akhirnyanaik juga.!!” Seolah membenarkan kekhawatiran akan kenaikan harga BBM dan kemudian anda juga ikut-ikutan latah untuk mengantri di SPBU untuk mendapatkan BBM dengan harga lama, dan mengisi jirigen yang masih kosong di rumah. Seperti yang dikerjakan seorang janda dan anaknya pada zaman Elisa.

A different spirit
Reaksi spontan di atas muncul karena ada kekhawatiran selanjutnya yang seolah menjadi mata rantai yang panjang, kenaikan harga BBM akan disusul oleh kenaikan harga-harga yang lain. Dan akan semakin mencekik. Namun taukah anda reaksi spontan saat menghadapi sebuah kondisi yang pahit akan menentukan sikap hati dan akan menunjukkan siapa jati diri anda hari ini. Seperti saudara-saudara Yusuf saat mereka “dikerjai” Yusuf (Kej. 42:21). atau ketika bangsa Israel mengalami kesulitan saat mereka keluar dari Mesir, dan bahkan ketika 10 pengintai memberikan reaksi negative (Bil 13:31-33). Melihat dengan mata dan menjadi takut. Hanya ada 2 pengintai yang memberikan reaksi berbeda dari yang lain.Padahal apa yang menjadi tugas mereka sama, dengan jangka waktu yang sama. 10 pengintai berkata ada persoalan yang besar di depan mata, sedangkan Kaleb berkata ‘luar biasa’. Hal itu terjadi karena Ia memiliki jiwa yang berbeda dari 10 pengintai lainnya (Bil 14:24)

Tidak terjadi spontan
Saat ini mungkin anda sedang berada pada tingkat khawatir selanjutnya setelah harga BBM naik. Seolah-olah kenaikan harga BBM adalah awal dari padang gurun persoalan. Ketika terjadi kegagalan panen akibat musim kering tahun 1904, seorang petani Texas membuat keputusan untuk mengadakan perjanjian dengan sebuah perusahaan minyak. Ia harus melakukan pemboran minyak di tanahnya yang kering. Jika ia berhasil, ia akan menerima pendapatan yang besar dari penjualan minyak itu. Bukan satu dua hari ia mengerjakannya. Dengan usaha yang sangat keras dan berbulan-bulan, akhirnya ia menemukannya. Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan yang terdekat ( Kel 13:17). Bukan tanpa tujuan, tetapi Allah sedang mempersiapkan umatNya untuk siap berperang (Kel 13:17)

Berkat Penyertaan
“Aku sendiri hendak membibing engkau dan memberikan ketentraman kepadamu.” Kel 33:14
Janji ini ditulis bukan sekedar untuk menenangkan umat Israel, saat mereka mulai memasuki perjalanan panjang dan peperangan-peperangan untuk mendapatkan tanah perjanjian. Mungkin reaksi spontan yang pernah anda ucapkan saat kenaikan harga BBM adalah reaksi yang negative. Atau saat ini anda sedang khawatir karena rentetan kenaikan harga-harga yang semakin menjulang. Tapi janji Tuhan tetap sama. Ia akan membimbing dan memberikan ketentraman, walaupun ada raksasa persoalan di depan mata.