Thursday, November 20, 2008

Akhirnya

"Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,"

1 Petrus 3:8 TB-LAI

8 To sum up, let all be harmonious, sympathetic, brotherly, kindhearted, and humble in spirit; NASB



kata "akhirnya" adalah awal dari simpulan pengajaran Petrus. Kata ini digunakan untuk menyatakan prinsip pengajaran Petrus.

Kata "akhirnya" menunjukkan pemahaman kepada anda tentang apa yang diajarkan, berlawanan dengan dengan apa yang anda pikir anda pahami. Dan beberapa orang mengacaukan beberapa bagian ayat ini, dengan percaya bahwa ayat ini berbicara mengenai mereka, bukan sebagai pokok pengajaran.

Dan apa itu pokok pengajaran?
Susunan dan mekanisme kehidupan rohani, adalah hal yang diajarkan.

Alkitab memiliki banyak perumpamaan, dan semuanya menggunakan bahasa dan pengalaman yang biasa, untuk mengajar prinsip kerohanian.

Sejak manusia jatuh dalam dosa, maka sejatinya ia telah mati rohani. Dan siapapun yang mati rohani tidak mengerti kenyataan rohani dan membiarkan pengajaran itu berlalu. Oleh karena itu, oleh Roh Kudus, kita dapat menyelidiki Irman Tuhan yang berisi ajaran Kristus.

Kita baru saja melihat keindahan pernikahan dan hubungan antara suami dan istri dalam peran terhormat.

Mari, kita ingat sebentar apa yang sudah diajarkan.

Pertama, laki-laki ditempatkan sebagai yang berkuasa. Tanggung jawabnya adalah mempelajari aturan dan lingkup kekuasaannya. Kemampuan itu diperoleh melalui pengajaran Alkitab tiap hari. Suami wajib menundukkan dirinya pada pengajaran Firman Tuhan.

Kemudian, istri adalah wanita dalam hubungan suami-istri. Oleh karenanya, ia tunduk kepada otoritas suami, menerapkan pengajaran yang diterima dan melaksanakan perannya dalam rumah tangga. Hal ini adalah aspek terapan dari kehidupan rohani.

Bersama-sama, keduanya membentuk pernikahan dari 2 (dua) aspek kehidupan rohani - belajar dan menerapkan.

Bersama-sama, dalam pernikahan suami dan istri menjadi intim dan menghasilkan keluarga. Mereka menikmati sinergi keduanya, dalam berkat yang lebih dahsyat dibanding jika mereka sendiri-sendiri. Sendirian tidak akan ada rumah tangga. Oleh karena itu, pernikahan adalah gambaran kehidupan rohani yang diterapkan dalam hidup kita.
Kita memiliki kewajiban untuk tunduk pada Allah Bapa, sebagaimana Kristus, memandang Bapa, lewat rencanaNya.

Pernikahan adalah gambaran peran kita dalam hidup, sesuai dengan prinsip yang kita pelajari. Dengan taat pada Tuhan dalam prinsip, kita juga seharusnya taat dalam hidup.

Kita hanya hidup dalam aturan yang diberikan Firman Tuhan. Kita hidup saling menghormati, dan setara dalam keselamatan, dalam pengajaran, sebagaimana kesanggupan untuk tumbuh dewasa dalam iman. Pria atau wanita, kaya atu miskin, pintar atau bodoh, tidak ada bedanya di dalam hidup sekarang, maupun kekal.

Di dunia yang jahat ini, terdapat ketidak adilan untuk semua orang. Namun di dunia rohani, semuanya sama, bukan untuk saling menyerang, tetapi saling membangun.